TUGAS MANDIRI
KONDISI
KEHIDUPAN MODEREN MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN REMAJA
DISUSUN OLEH :
HENDRA
NIM:
501111010046
DOSEN
PEMBIMBING :
S.FAUZANA
FAUZANA, Spd
PROGRAM STUDI
PENJASKESREK
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
ISLAM INDRAGIRI (UNISI)
TA.2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
ucapkan kehadirat allah SWT,yang telah menciptakan alam semesta ini. Dari ciptaan_Nya
manusia dapat mengembangkan segala kemampuan, mulai dari teknologi pertanian serta
pendidikan, untuk itu dibutuhkan kemampun untuk belajar dan berfikir secara
positif.
Dengan rahmat Tuhan yang maha
Esa, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baik
mungkin, sebagai salah satu tugas mata kuliah Perkembangan perserta didik.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan tugas ini,
agar penulis bisa mengerti lebih dalam tentang materi ini dan memperbaiki
pergaulan dalam emosi yang terjadi pada diri penulis sendiri. Semoga Allah SWT
akan membalas semua kebaikan itu dengan rahmat dan hidayah_NYA.
Seperti kata pepatah “tak
ada gading yang tak retak”, mungkin didalam penulisan makalah ini,
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dalam pembelajaran materi
ini.
Penulis sangat berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca,rekan-rekan mahasiswa
dan pelajar,terutama bagi diri penulis sendiri.
Untuk itu, lebih dan kurang
penulis memohon maaf kepada dosen pembimbing dan rekan-rekan semua, serta
kepada Allah SWT penulis memohon ampun.
Tembilahan,
18 juni 2012
Ttd ,
Hendra
Nim : 501111010046
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
1.2 Rumusan
masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masa remaja
merupakan transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, masa setengah baya
dan masa tua. Dimana pada masa ini remaja memiliki kematangan emosi, sosial,
fisik dan psikis. Remaja juga merupakan tahapan perkembangan yang harus
dilewati dengan berbagai kesulitan.
Dalam tugas perkembangannya, remaja akan
melewati beberapa fase dengan berbagai tingkat kesulitan permasalahannya
sehingga dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan remaja dapat mencegah
konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam keseharian yang sangat menyulitkan
masyarakat, agar tidak salah persepsi dalam menangani permasalahan tersebut.
Pada masa ini
juga kondisi psikis remaja sangat labil. Karena masa ini merupakan fase
pencarian jati diri. Biasanya mereka selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang
baru dilihat atau diketahuinya dari lingkungan sekitarnya, mulai lingkungan
keluarga, sekolah, teman sepermainan dan masyarakat.
Semua
pengetahuan yang baru diketahuinya baik yang bersifat positif maupun negatif
akan diterima dan ditanggapi oleh remaja sesuai dengan kepribadian
masing-masing. Remaja dituntut untuk menentukan untuk membedakan yang terbaik
dan yang buruk dalam kehidupannya.
Disinilah peran
lingkungan sekitar sangat diperlukan untuk membentuk kepribadian seorang
remaja. Sebelum menentukan hal yang berpengaruh dalam pembentukan kepribadian
hendaknya kita pelajari dahulu tugas perkembangan remaja dalam kehidupannya.
Oleh karena itu,
kami mencoba membahas mengenai tugas perkembangan remaja baik secara umum
maupun klasifikasinya secara khusus yang berkenaan dengan kehidupan pribadi
sebagai individu, kehidupan pendidikan dan karier, serta kehidupan keluarga.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami temukan
dan akan kami bahas adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan tugas perkembangan remaja?
2. Bagaimana klasifikasinya?
3. Bagaimana karakteristiknya?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi?
1.3
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui tugas perkembangan remaja secara umum.
2. Untuk mengetahui klasifikasi tugas perkembangan remaja, karakteristik,
dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
1.4
Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini
antara lain:
1. Dapat memahami tugas perkembangan remaja secara umum.
2. Dapat memahami pengklasifikasian tugas perkembangan remaja,
karakteristik dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Tugas Perkembangan Remaja
Secara umum
tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya mengurangi atau bila
mungkin menghilangkan sama sekali sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta
berusaha untuk menepati kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa.
Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja, menurut Hurlock dalam Mappiare (1992) adalah berusaha
agar:
1. Mampu menerima keadaan fisiknya.
Pada periode
pra-remaja, anak tumbuh demikian cepat yang mengarah pada bentuk orang dewasa,
diiringi perkembangan sikap dan citra diri. Remaja diharapkan dapat menerima
keadaan diri sebagaimana adanya keadaan diri mereka sendiri, bukan khayalan dan
impian.
2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
Dalam masa
remaja diharapkan mereka menerima keadaan diri sebagai pria atau wanita dengan
sifat dan tanggung jawab kaumnya masing-masing. Sering kali terjadi ada remaja
yang menyesali diri sebagai pria atau wanita, terutama jika bentuk tubuh mereka
tidak memuaskan.
3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan
jenis.
Akibat adanya
kematangan seksual yang dicapai sejak awal masa remaja, para remaja mengadakan
hubungan sosial terutama hubungan dengan lawan jenis merupakan suatu kewajaran.
Dalam hal ini,
seorang remaja haruslah mendapat penerimaan dari kelompok teman sebaya lawan
jenis atau sesama jenis agar memperoleh rasa dibutuhkan dan rasa berharga.
4. Mencapai kemandirian emosional.
Tugas
perkembangan yang harus dihadapi remaja adalah bebas dari ketergantungan
emosional seperti dalam masa kanak-kanak mereka. Dalam masa remaja, seseorang
dituntut untuk tidak lagi mengalami perasaan bergantung semacam itu.
5. Mencapai kemandirian ekonomi.
Kesanggupan berdiri sendiri dalam hal yang berhubungan dengan ekonomi merupakan tugas perkembangan remaja yang penting, karena mereka akan hidup sebagai orang dewasa kelak.
Sebagai hasil
dari perpaduan unsur-unsur pertumbuhan biologis dan keragaman pengalaman dengan
lingkungan, remaja dapat mengembangkan kemampuan mentalnya. Remaja sudah
memiliki kemampuan untuk berfikir atau nalar tentang sesuatu yang berada di
luar pengalamannya atau sistem nilai yang dimilikinya.
Dengan kata lain
, remaja sudah dapat memikirkan kemungkinan sesuatu yang abstrak secara
sistematis untuk memecahkan suatu persoalan atau masalah.
7. Memahami dan menginternalisasi nilai-nilai orang dewasa dan orang
tua.
8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk
memasuki dunia dewasa.
Proses pengikatan individu kepada kelompok sosialnya telah berkembang sejak lahir. Proses ini diperluas selama masa anak dan remaja. Remaja yang mengikuti kegiatan keagamaan akan dapat mengembangkan sikap batin atau sikap keterikatan sosialnya terhadap orang lain.
9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
Sikap remaja terhadap pernikahan ternyata beragam, sebagian remaja bersifat antagonistik (menentang dan merasa takut) dan sebagian lainnya menerimanya dengan sikap positif.
10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan
keluarga.
Tugas-tugas fase perkembangan remaja ini amat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif akan sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan kemampuan kreatif remaja yang diwarnai oleh perkembangan kognitifnya.
2.2
Klasifikasi Tugas Perkembangan Remaja
Tugas-tugas
perkembangan remaja terdiri dari 3 bagian yaitu, tugas perkembangan remaja
berkenaan dengan kehidupan pribadi sebagai individu, pendidikan dan karier,
serta dalam kehidupan berkeluarga
kelak. Berikut ini merupakan uraian dari masing-masing bagian tersebut
beserta karakteristik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2.2.1
Kehidupan pribadi sebagai individu
Kehidupan
pribadi sangat rumit dan kompleks sehingga sulit untuk dirumuskan. Sebagai
makhluk individu, seseorang menyadari bahwa dalam kehidupannya memiliki
kebutuhan yang diperuntukkan bagi kepentingan diri secara pribadi, baik fisik
maupun nonfisik.
Dalam
pertumbuhan fisiknya, manusia memerlukan kekuatan dan daya tahan tubuh serta
perlindungan keamanan fisiknya. Kondisi;i fisik amat penting dalam perkembangan
dan pembentukan pribadi seoseorang.
Kehidupan
pribadi seorang individu merupakan kehidupan yang utuh dan lengkap dan memiliki
ciri khusus dan unik. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek,
antara lain aspek emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan
intelektual. Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan aspek tersebut adalah
kehidupan keluarga beserta berbagai aspeknya, yang meliputi:
Ø Status sosial ekonomi,
Ø Filsafat hidup keluarga,
Ø Pola hidup keluarga.
Selain itu faktor lain yang
berpengaruh yaitu faktor keturunan dan lingkungan yang sesuai dengan aliran
nativisme, empirisme, dan konvergensi.
Aliran nativisme menyatakan bahwa
perkembangan seorang individu ditentukan oleh kemampuan dan sifat yang dibawa
sejak dilahirkan
Aliran empirisme menyatakan bahwa
perkembangan individu ditentukan oleh lingkungan tempat ia berkembang, jadi
bisa dikatakan seorang individu akan berkembang sesuai dengan kehendak
lingkungan.
Aliran konvergensi menyatakan
bahwa perkembangan seorang individu dipengaruhi oleh kemampuan dan sifat yang
dibawa sejak lahir dan lingkungan tempat ia dibesarkan, dengan kata lain aliran
ini merupakan penggabungan antara aliran nativisme dan aliran empirisme.
2.2.2
Kehidupan Pendidikan dan Karier
Pada hakikatnya
manusia selalu ingin tahu, maka atas dasar hakikat tersebut manusia senantiasa
belajar untuk mencari tahu hal-hal yang ada di sekitarnya. Banyak bangsa yang
mengikuti prinsip pendidikan seumur hidup, yang artinya adalah manusia itu senantiasa
belajar sepanjang hayatnya.
Kehidupan
pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayati sepanjang
hidupnya, baik melalui badan pendidikan formal maupun nonformal.
Berkaitan dengan
perkembangan peserta didik, kehidupan pendidikan yang dimaksud adalah sesuatu
yang dialami oleh remaja sebagai peserta didik dalam lingkungan keluarga,
sekolah, dan kehidupan masyarakat.
Sedangkan
kehidupan karier merupakan pengalaman seseorang dalam dunia kerja. Seperti
dikatakan oleh Garrison (1956),
bahwa setiap tahun terdapat jutaan pemuda dan pemudi memasuki dunia kerja di
seluruh dunia.
Peristiwa
seseorang rernaja masuk ke dunia kerja itu merupakan awal pengalaman dalam
kehidupan berkarya (berkarier). Pada
hakikatnya kehidupan remaja dalam pendidikan merupakan awal kehidupan
kariemya.
Cita-cita
tentang jenis pekerjaan di masa yang akan datang merupakan faktor penting dan
merupakan langkah awal dalam kehidupan pendidikan dan kariernya. Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan pendidikan dan karier adalah:
1. Faktor sosial-ekonomi, kondisi sosial yang menggambarkan status orang
tua dan kemampuan orang tua dalam membiayai pendidikan anaknya
2. Faktor lingkungan, terdiri atas 3 hal:
v Lingkungan kehidupan masyarakat, hal ini akan membentuk sikap anak
dalam menentukan pola kehidupan dan mempengaruhi pola pikirnya tentang
pendidikan dan kariernya.
v Lingkungan kehidupan sekolah, kondisi sekolah merupakan lingkungan yang
langsung berpengaruh terhadap kehidupan pendidikan dan karier remaja.
v Lingkungan teman sebaya, pergaulan teman sebaya akan berpengaruh secara
langsung terhadap kehidupan pendidikan masing-masing remaja.
3. Faktor pandangan hidup,
merupakan bagian yang terbentuk karena lingkungan.
2.2.3
Kehidupan Keluarga
Tugas
perkembangan remaja dalam hubungannya dengan persiapan mereka untuk memasuki
kehidupan baru, yaitu kehidupan berkeluarga.
Pada pembahasan
sebelumnya telah diuraikan bahwa secara biologis pertumbuhan remaja telah
mencapai kematangan seksual dan telah siap melakukan fungsi produksi.
Kematangan
fungsi seksual tersebut berpengaruh terhadap dorongan seksual remaja dan mulai
tertarik kepada lawan jenis. Garrison
(1956) menyatakan bahwa dorongan seksual pada masa remaja cukup kuat, sehingga
perlu dipersiapkan secara mantap tentang hal-hal yang berhubungan dengan
perkawinan, karena masalah tersebut mendasari pemikiran mereka untuk mulai
menetapkan pasangan hidupnya.
Berkenaan dengan
upaya untuk menetapkan pilihan pasangan hidup, perkembangan sosial psikologis
remaja ditandai dengan upaya menarik lawan jenis dengan berbagai cara yang
ditunjukkan dalam bentuk perilaku.
Dalam situasi
pergaulan yang khusus atau berkencan, seorang gadis hendaknya bersikap pasif
dan perjaka yang lebih bersikap aktif.
Pada umumnya
remaja, khususnya wanita, tidak mengalami kesulitan untuk menerima tugas
tersebut. Hanya sebagian kecil dari mereka mengalami sedikit kesulitan.
Hampir setiap
remaja mempunyai dua tujuan utama, pertama menemukan jenis pekerjaan yang
sesuai, kedua menikah dan membangun sebuah rumah tangga (keluarga).
Hal ini tidak
selalu harus muncul dalam aturan tertentu, tetapi perlu diketahui bahwa seorang
remaja akan mengalami “jatuh cinta” di dalam kehidupannya setelah mencapai usia
belasan tahun (Garrison, 1956: 48).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Tugas-tugas
perkembangan remaja yang meliputi tugas kehidupan pribadi sebagai individu,
kehidupan pendidikan dan karier, serta kehidupan keluarga merupakan langkah
awal seorang remaja dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat agar diterima
sebagai individu yang mandiri dan mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi
masyarakat yang sangat kompleks.
3.2
Saran-saran
Masa remaja
adalah tindak lanjut dari masa kanak-kanak yang diawali dengan masa perubahan
yang sering disebut dengan masa pubertas. Di Masa inilah peserta didik itu
mulai gencar mencari tahu sesuatu yang menurut mereka masih asing dalam
kehidupan mereka.
Di masa ini pula
sebaiknya pengekangan-pengekangan yang diterapkan di masa kanak-kanak hendaknya
dikurangi.
Karena biasanya
anak-anak pada masa ini mulai mengerti mengapa di waktu kecil mereka dilarang
untuk melakukan sesuatu yang bisa disebut tidak pantas.mereka akan mulai
mengetehui masalah-masalah yang ada dalam kehidupan.
Disini orang tua
berperan sebagai penasihat sekaligus pengawas tingkah laku anak agar anak itu
bisa mawas diri dan juga tidak ceroboh dalam mengambil suatu keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, E.B. Psikologi Perkembangan. Jakarta :
Erlangga, 1990.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta :
C.V. Rajawali, 1991
Ahsanudin. 2008. Modul
X Sosiologi SMA atau MA Semester Gasal. Surakarta: CV Hayati Tumbuh Subur
Atik Catur Budiati. 2009. Sosiologi Kontekstual: untuk SMA & MA kelas X. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
www.google.com
(kondisi
kehidupan moderen mempengaruhi remaja).